Trend  

Najib Razak: Politikus Kontroversial Malaysia

Najib

Najib Razak: Politikus Kontroversial Malaysia

Najib Razak ialah seorang ahli politik Malaysia yang pernah menjadi Perdana Menteri Malaysia keenam dari tahun 2009 hingga 2018. Ia merupakan anak laki-laki dari mantan Perdana Menteri Malaysia kedua, Abdul Razak Hussein. Najib lahir di Kuala Lipis, Pahang, pada 23 Juli 1953. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Sains Keningau, Sabah, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, di mana ia meraih gelar sarjana seni dalam ekonomi pada tahun 1974.

Najib memulai karier politiknya pada tahun 1976 dengan bergabung dengan Partai Persatuan Melayu Bersatu (UMNO). Ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk pertama kalinya pada tahun 1978, mewakili daerah pemilihan Pekan, Pahang. Selama menjabat sebagai anggota parlemen, Najib memegang berbagai posisi penting di pemerintahan, termasuk Menteri Besar Pahang (1982-1986), Menteri Pendidikan (1995-1999), Menteri Pertahanan (1999-2008), dan Wakil Perdana Menteri (2004-2009).

Pada tahun 2009, Najib menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah Abdullah Ahmad Badawi mengundurkan diri. Selama menjabat sebagai Perdana Menteri, Najib memperkenalkan berbagai kebijakan dan program ekonomi, termasuk Kebijakan Ekonomi Baru (NEP) dan Program Transformasi Ekonomi (ETP). Ia juga memainkan peran penting dalam negosiasi perdamaian antara pemerintah Malaysia dan kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Namun, masa jabatan Najib sebagai Perdana Menteri diwarnai dengan berbagai skandal korupsi dan kontroversi. Pada tahun 2015, ia dituduh terlibat dalam skandal mega korupsi 1MDB, yang melibatkan hilangnya miliaran dolar dari dana pembangunan negara. Najib juga dituduh menerima suap dan melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Akibat dari skandal-skandal tersebut, popularitas Najib menurun drastis. Pada pemilihan umum tahun 2018, ia kalah dari Mahathir Mohamad dan terpaksa mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri. Setelah pengunduran dirinya, Najib ditangkap oleh Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) dan didakwa dengan berbagai tuduhan korupsi.

Pada tahun 2020, Najib dijatuhi hukuman 12 tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur setelah terbukti bersalah melakukan korupsi dalam kasus 1MDB. Namun, ia mengajukan banding atas hukuman tersebut dan saat ini sedang bebas dengan jaminan.

Najib Razak adalah tokoh kontroversial dalam sejarah politik Malaysia. Ia dipuji atas beberapa kebijakan dan program ekonominya, tetapi juga dikritik atas keterlibatannya dalam skandal korupsi dan kontroversi lainnya. Masa jabatannya sebagai Perdana Menteri berakhir dengan kekalahan dalam pemilihan umum tahun 2018 dan penangkapannya oleh MACC.

Exit mobile version