Trend  

Kedai untuk Pembunuh

A Shop for Killers

Kedai untuk Pembunuh

Di sebuah lorong terpencil, tersembunyi di antara toko-toko tua dan berdebu, terdapat sebuah toko kecil yang tidak mencolok. Pintu masuknya sempit dan gelap, dengan lampu neon redup yang menerangi tanda sederhana yang bertuliskan "Kedai untuk Pembunuh".

Toko itu dimiliki dan dijalankan oleh seorang pria tua bernama Abdul. Dia memiliki mata yang tajam dan licik, serta senyum yang tipis dan sinis. Dia telah menjalankan bisnis ini selama bertahun-tahun, dan dia tahu persis apa yang dibutuhkan oleh para pembunuh.

Di dalam toko, terdapat berbagai macam senjata yang dipajang di rak-rak kayu tua. Ada pisau, pedang, kapak, dan bahkan pistol. Ada juga topeng dan kostum untuk membantu para pembunuh menyamarkan diri.

Abdul tidak pernah bertanya kepada pelanggannya mengapa mereka membutuhkan senjata atau kostum tersebut. Dia hanya mengambil uang mereka dan menyerahkan barang yang mereka minta. Dia tidak peduli dengan alasan mereka membunuh, atau siapa yang akan menjadi korban mereka.

Bagi Abdul, yang terpenting adalah keuntungan. Dia tidak peduli dengan kehidupan atau kematian orang lain. Dia hanya peduli dengan uang.

Pelanggan Tetap

Salah satu pelanggan tetap Abdul adalah seorang pria muda bernama Malik. Malik adalah seorang pembunuh bayaran yang kejam dan tidak berperasaan. Dia telah membunuh banyak orang, dan dia tidak pernah merasa menyesal.

Malik selalu datang ke toko Abdul untuk membeli senjata dan kostum. Dia selalu membayar tunai, dan dia tidak pernah mengajukan pertanyaan. Abdul tahu bahwa Malik adalah seorang pembunuh yang berbahaya, tapi dia tidak takut padanya. Dia tahu bahwa Malik membutuhkannya, dan itu sudah cukup baginya.

Tragedi

Suatu hari, seorang wanita muda bernama Sarah datang ke toko Abdul. Sarah adalah seorang detektif yang sedang menyelidiki serangkaian pembunuhan. Dia tahu bahwa Abdul adalah pedagang senjata ilegal, dan dia berharap bisa mendapatkan informasi darinya.

Sarah menyamar sebagai seorang pembunuh bayaran dan masuk ke dalam toko. Dia berpura-pura ingin membeli senjata, dan Abdul pun melayani permintaannya. Sarah berhasil mendapatkan informasi tentang Malik, dan dia juga berhasil merekam percakapannya dengan Abdul.

Setelah Sarah meninggalkan toko, Abdul menyadari bahwa dia telah ditipu. Dia marah dan kesal, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Sarah memiliki bukti yang cukup untuk menangkapnya, dan dia tahu bahwa dia akan dikirim ke penjara jika dia mencoba melawan.

Abdul menutup tokonya dan melarikan diri dari kota. Dia tidak pernah kembali lagi.

Warisan yang Mematikan

Toko Abdul mungkin sudah tutup, tapi warisannya masih tetap ada. Senjata-senjata yang dijualnya masih beredar di pasaran, dan masih digunakan untuk membunuh orang.

Malik adalah salah satu pembunuh yang masih menggunakan senjata Abdul. Dia terus membunuh orang, dan dia tidak pernah merasa menyesal. Dia adalah bukti nyata dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh toko-toko seperti milik Abdul.

Setiap hari, ada orang yang meninggal karena dibunuh dengan senjata yang dijual di toko-toko seperti milik Abdul. Pemerintah harus bertindak untuk menutup toko-toko ini dan menghentikan perdagangan senjata ilegal. Jika tidak, maka akan semakin banyak orang yang menjadi korban.

Exit mobile version