Iswaran: Tuhan Yang Maha Esa Dalam Agama Hindu
Iswaran adalah sebutan bagi Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Hindu. Ia adalah pencipta, pemelihara, dan pelebur alam semesta. Iswaran tidak berwujud dan tidak terbatas, tetapi ia dapat dipersonifikasikan dalam berbagai bentuk dewa dan dewi.
Dalam kitab suci Hindu, Weda, Iswaran disebut sebagai Brahman. Brahman adalah realitas tertinggi yang tidak dapat dipahami dengan pikiran atau kata-kata. Brahman adalah sumber dari segala sesuatu yang ada, dan segala sesuatu yang ada adalah bagian dari Brahman.
Iswaran juga disebut sebagai Vishnu. Vishnu adalah dewa pemelihara alam semesta. Ia menjaga ketertiban dan keseimbangan dunia. Vishnu sering digambarkan sebagai seorang pria tampan dengan kulit biru tua, mengenakan pakaian kuning, dan memegang cakra (senjata berbentuk cakram) dan gada (senjata berbentuk tongkat).
Iswaran juga disebut sebagai Shiva. Shiva adalah dewa pelebur alam semesta. Ia menghancurkan dunia untuk mempersiapkannya bagi penciptaan kembali. Shiva sering digambarkan sebagai seorang pria dengan kulit putih pucat, mengenakan pakaian putih, dan memegang trisula (senjata berbentuk trisula) dan damaru (alat musik berbentuk genderang kecil).
Iswaran juga disebut sebagai Devi. Devi adalah dewi ibu. Ia adalah sumber dari kehidupan dan kesuburan. Devi sering digambarkan sebagai seorang wanita cantik dengan kulit keemasan, mengenakan pakaian merah, dan memegang bunga teratai.
Iswaran dapat disembah dalam berbagai cara. Umat Hindu dapat berdoa kepada Iswaran, mempersembahkan korban kepada-Nya, atau melakukan meditasi. Umat Hindu juga dapat melayani Iswaran dengan melayani sesama manusia.
Iswaran adalah Tuhan yang penuh kasih sayang. Ia selalu siap untuk mengampuni dosa-dosa umat-Nya. Iswaran juga adalah Tuhan yang adil. Ia akan membalas perbuatan baik dan jahat umat-Nya.
Iswaran adalah Tuhan yang kekal. Ia tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Ia akan selalu ada, meskipun alam semesta telah berakhir.
Iswaran adalah Tuhan yang sangat agung. Ia tidak dapat dipahami dengan pikiran atau kata-kata. Namun, kita dapat merasakan kehadiran-Nya di dalam hati kita.
